Web Server Apache-Nginx Debian 9.8

2 comments


Hai Readers ! Kembali lagi di Info IT, dalam penulisan kali ini kita akan membahas mengenai konfigurasi Web Server Apache & Nginx Debian 9.8. Bagi yang belum paham apa itu Apache dan Nginx , yuk simak dulu pembahasan di bawah !!

Apache adalah perangkat lunak web server open-source berkinerja tinggi yang dikembangkan dan dikelola oleh Apache Software Foundation. Apache dirancang untuk membuat web server kelas komersial yang aman, kuat dan efisien sesuai dengan standar HP saat ini.

Apache tetap menjadi pilihan pertama di antara administrator server karena fleksibilitas, kesederhanaan arsitektur, kompatibilitas daya, dan dukungan multi platform. Ini dapat berjalan di hampir semua sistem operasi, seperti Windows, UNIX, OSX, NetWare , dan lain-lain. Namun umumnya digunakan dalam kombinasi Linux.

Apache menjadi tulang punggung WWW ( World Wide Web ) tetapi ketika Nginx datang dalam bisnis , pilihan administrator server berubah.

Mari kita lihat perbedaan antara Apache dan Nginx :

  • Apache adalah server HTTP open-source, sedangkan Nginx adalah open-source,web server asinkron berkinerja tinggi, dan server prox terbalik.
  • Perbaikan bug, dukungan, pemeliharaan, dan pengembangan aplikasi di server HTTP Apache dikelola dan dikembangkan oleh komunitas pengguna dari seluruh dunia dan dikoordinasikan oleh Yayasan Perangkat Lunak Apache, sedangkan Nginx ditangani oleh perusahaan dengan nama yang sama yang didirikan di 2011.
  • Perbedaan utama dari keduanya adalah bagaimana mereka menangani permintaan client. Apache menyediakan berbagai macam modul multiprosesor yang berbeda untuk menangani permintaan client dan trafik web. Sedangkan Nginx dirancang sedemikian rupa untuk menangani beberapa permintaan client secara bersamaan dengan sumber daya perangkat keras minimal.
  • Di Apache, single thread dikaitkan dengan hanya satu koneksi sedangkan single thread di Nginx dapat menangani beberapa koneksi. Semua proses dimasukkan ke dalam event loop bersama dengan koneksi lain dan dikelola secara tidak sinkron. Proses ini menghabiskan lebih sedikit memori sehingga meningkatkan kinerja.
  • Apache HTTP server memiliki arsitektur multi-thread yang tidak memiliki skalabilitas. Sedangkan Nginx mengikuti pendekatan event-driven asinkron untuk menangani beberapa permintaan client. Arsitektur event-driven dirancang untuk memfasilitasi kinerja lebih baik bahkan di bawah trafik yang padat.
  • Server Apache menyajikan konten statis menggunakan metode konvensional dan memproses konten dinamis secara asli di dalam web server itu sendiri. Nginx tidak dapat memproses konten dinamis secara internal. Itu bergantung pada proses eksternal untuk eksekusi.


Apache

NGINX

Apache berjalan di semua sistem seperti UNIX, Linux, BSD, dan lain-lain. Serta sepenuhnya mendukung Windows.

Nginx berjalan pada sistem mirip UNIX modern, namun memiliki dukungan terbatas untuk Windows.

Apache menggunakan pendekatan multi - threaded untuk memproses permintaan klien.

Nginx mengikuti pendekatan even-driven untuk melayani permintaan klien.

Apache tidak dapat menangani beberapa permintaan secara bersamaan dengan trafik web yang berat.

Nginx dapat menangani beberapa permintaan secara bersamaan dan efisien dengan sumber daya hardware terbatas.

Apache dirancang untuk menjadi web server.

Nginx adalah web server dan proxy server.

Modul dimuat atau dibongkar secara dinamis sehingga lebih fleksibel.

Karena modul tidak dapat dimuat secara dinamis, mereka harus dikompilasi dalam software inti itu sendiri.

Single thread hanya dapat memproses satu koneksi.

Single thread dapat menangani beberapa koneksi .

Kinerja Apache untuk konten statis lebih rendah daripada Nginx.

Nginx secara bersamaan dapat menjalankan ribuan koneksi konten statis dua kali lebih cepat dari Apache dan menggunakan sedikit memori.

 
Setelah kita memahami apa itu Apache dan Nginx. Kita persiapkan bahan yang akan digunakan, yaitu :
  • File ISO (Debian 9.8.0-amd64-DVD-1) 

Langkah konfigurasi :

1. Pertama kita check IP, saya menggunakan dua network adapter yang ens33 berfungsi sebagai penerima paket dari internet karena bisa saja paket yang ada di dalam file ISO itu tidak lengkap, sedangkan untuk ens37 berfungsi sebagai IP web server yang kita buat nanti.

2.  Di sini kita test ping google.com karena tujuannya di awal ada saja paket yang tidak lengkap di file ISO karena itu kita mengambil paket dari reporsity luar nantinya.

3. Masukkan perintah : cd/etc/bind
yang berarti kita pindah ke dalam folder/etc/bind
4. Edit file dengan perintah : nano named.conf.local

5. Di sini biasanya kita hanya menggunakan satu IP untuk satu domain, di materi kali ini kita akan mencoba 2 domain dalam 1 IP.

6. Copy file db.127 menjadi db.ip dengan perintah : cp db.127 db.ekaa

7. Edit file dengan editor nano dengan perintah : nano db.ekaa

8. Karena kita menggunakan dua domain satu ip kita tambahkan domain kedua dibawahnya.
9. Copy file db.local menjadi db.domain2 dengan perintah : cp db.local cd.keii

10. Copy file db.local menjadi db.domain2 dengan perintah : cp db.local cd.keii2

11. Edit file db.domain dengan perintah : nano db.keii

12. Isi domain dan ip yang digunakaan seperti gambar dibawah.

13. Edit file db.domain dengan perintah : nano db.keii2

14. Isi doamin dan ip yang digunakaan seperti gambar dibawah.

15. Edit file named.conf.options dengan menggunakan perintah : nano named.conf.options 

16. Ubah 0.0.0.0 menjadi ip yang kita gunakan sebagai web server nantinya (11.11.11.1).

17.Setelah kita melakukan konfigurasinya, kita restart bind9 mengguankan perintah : /etc/init.d/bind9 restart

18. Edit file menggunakan perintah : nano /etc/resolv.

19. Masukan ip dari dns yang kita buat tadi.


PENGUJIAN DNS :

1. Masukan perintah nslookup untuk masing masing domain dan kita uji menggunakan www.

2. Lalu uji menggunakan dig dan kita coba tidak menggunakan www.


3. Jika kalian tidak bisa dig harap install terlebih dahulu paket dnsutils
Perintah : apt-get install dnsutils


INSTALASI APACHE2

Saat sudah selesa konifigurasi bind9 mari kita lanjutkan ke instalsi apache dan konfigurasinya.

1. Kita install paket Apache2 dengan perintah : apt-get install apache2 -y 

2. Disini kita memasukan dua perintah yaitu : 

  • cd /etc/apache2/sites-available/ : yang artinya kita berpindah direktori ke /etc/apache2/sites-available/
  • cp 000-default.conf ekaaanrll.conf : fungsi sebagai membuat copy dari file 000-default.conf menjadi ekaaanrll.conf karena yang akan kita gunakan adalah ekaaanrll.conf, dan sebaiknya sebagai administrator kita harus mempunyai backup dari semua konfigurasi biar lebih aman dalam kesalahan nantinya.
3. Edit file menggunakan editor nano dengan perintah : nano ekaaanrll.conf

4. Simak masing-masing penjelasan dibawah : 

  • ServerName : www.apache.ap (adalah domain yang digunakan) jadi misalkan domain kalian adalah www.ekaaanrll.com pakailah jadi ServerName www.ekaaanrll.com.
  • DocumentRoot /var/www/html/ : fungsinya sebagai peletakkan dari sebuah html yang akan menjadi tampilan webnya nanti.
5. Masukan perintah cd untuk berpindah ke folder /var/www/html dengan perintah : cd /var/www/html/

6. Edit file menggunakan editor nano dengan perintahnano index.html

7. Kita edit html nya untuk bagian judul dan sub judul.

8. Masukan perintah a2dissite untuk menonaktifkan menggunakan 000-default.conf karena kita sudah membuat ekaaanrll.conf
Perintah : a2dissite 000-default.conf

9. Masukan perintah a2dissite ekaaanrll.conf untuk mengaktifkan file ini menjadi yang dipakai untuk penggunaan web server apache.

10. Setelah kita konfigurasikan, kita restart terlebih dahulu dengan perintah : /etc/init.d/apache2 restart

PENGUJIAN APACHE2 :

1. Masukan IP dari server debian ke client.

2. kita uji melalui nslookup dari dua domain tersebut, dan perlu diingat bahwa dig tidak ada di windows.

3. Uji ping dari dua domain, Pastikan IP nya sama.

4. Kita langsung pengujian melalui web browser google.
- Masukan dns yang kita buat yaitu apache.ap

- Uji juga melalui IP, dengan memasukan IP kita. 


INSTALASI NGINX :

1. Gunakan perintah systemctl stop apache2, yang berfungsi untuk menghentikan layanan dari apache2.

2. Lihat status, apakah layanan apache2 sudah nonaktif.
Perintah : systemctl status apache2

3. Kita instal paket nginx dengan perintah : apt-get install nginx -y

4. Pindah ke folder /var/www, lalu buat folder baru bernama html2.

  • cd .. : untuk mundur satu folder kebelakang
  • mkdir html 2: kita membuat folder bernama html2.
5. Setelah itu kita cek folder nya sudah terbuat atau belum, menggunakan perintah : ls

6. Lakukan perintah seperti dibawah ini

  • cd html : adalah perintah untuk berpindah ke folder html.
  • ls : untuk mengecheck ada file atau folder apa saja di dalam folder tersebut.
  • mv index.nginx-debian.html /var/www/html2/ : adalah untuk memindahkan file index.nginx-debian.html ke folder /var/www/html2/

7. Edit file yang berada di /etc/nginx/sites-available dengan perintah : nano /etc/nginx/sites-available/default

8. Root ini adalah peletakkan dari path yang akan digunakan, karena saya sebelumnya membuat html2 jadi saya masukan html2.

9. Setelah melakukan konfigurasi kita restart nginx dengan perintah : /etc/init.d/nginx restart

10. Sbelum melakukan pengujian pastikan sudah start atau mengaktifkan nginx dengan perintah : systemctl start nginx


PENGUJIAN NGINX :

1. Kita langsung pengujian melalui web browser google.
- Masukan dns yang kita buat yaitu nginx.ng

- Masukan ip yang sudah dibuat

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

2 komentar